Monday, November 26, 2007

Sehari setelah Wiken

Cukup Rat, tidak usah bercerita lagi, kamu membuat saya cemburu, kata Diva sambil cekikikan di seberang telpon.
Kamu pasti sedang tersenyum sampai kedua kupingmu, katanya lagi.
Lega rasanya mendengar kamu sumringah lagi..

Padahal saya hanya menceritakan sewaktu dia membawakan makan siang dan kami piknik di taman di belakang gedung tempat saya bekerja.
Menu yang menurut dia kejutan untuk saya adalah roti dengan berbagai rasa, yang di celup ke saus kream yang dicampur mentimun, salad udang campur nanas, dan diakhiri dengan sepotong pisang.
Kami berbagi cerita tentang pekerjaan dan mentertawakan situasi, mentalitas yang dimanjakan oleh sistem, sampai tidak terasa saya harus kembali bekerja.

Mungkin Diva membayangkan betapa sensualnya mencelup roti ke dalam saus kream, dimana sisa kream akan tersisa di sudut bibir, dan kemudian menjilatnya.

Bagaimana kalau dia tau, malam sebelumnya kami makan malam di tempat favorit kami untuk khusus "la soirée des filles" sebelum "pyjamas party" tempo hari?
Mungkin dia akan lebih cemburu lagi, dan membayangkan pelayan itali itu memutar merica di piringnya, sampai si Bunga harus mengalah untuk "memericai" piringnya demi kepuasan si Diva memandangi prosesnya.

Saya cuma kuatir kamu terbang terlalu tinggi, dan kalau jatuh akan lebih terasa, katanya..
Tapi tidak usah kuatir.. kami akan selalu ada di sana untuk mengumpulkan kembali serpihanmu, apabila kamu terkapar lagi bagaikan keset seperti tempo hari.

Octy tidak setuju waktu saya tanya, apakah kamu juga akan ada disana untuk mengumpulkan serpihan2 itu lagi?
Dia bilang.. kenapa musti ada serpihan lagi? Siapa bilang akan ada serpihan?
Dan saya tidak bisa menjawabnya.
Nikmatilah kupu2mu itu, katanya.

Yang mereka tidak perlu tau adalah..
lyric lagu J lo feat santana sedang bernyanyi di kepala saya..
Dip me in water, 'cause this boy's fire it's got a hold of me

Monday, November 19, 2007

...don't wake me up...

Gugusan bintang itu mengisahkan pemburu dengan banteng,
kamu lihat tanduknya?
Di sebelah kanan itu adalah anjingnya.
Dan yang merah terang itu adalah venus...
no, bukan saya bilang, itu mars..
iya, betul, saya pikir kamu tidak menyimak..
Dia tersenyum, dengan tatapannya yang saya masih belum terbiasa..

Setelah hampir tertidur dengan iringan sound track Amélie Poulin yang dia mainkan dengan akordeonnya, dia kemudian memilih memainkan Dust in the Wind dengan gitarnya..
wow..
saya tidak jadi tidur..
dia tahu bagaimana bermain dengan kupu2 saya..

Kemudian terdengar iringan Santana dengan Europanya, dia masih berada di samping saya.. menatap.. sambil tersenyum..
Separuh jiwa rasanya berada di awan, sementara saya merasa kedua kaki masih berpijak di tanah,
sensasi yang aneh, baru, tapi nyaman dan tidak asing..

Tolong, jangan bangunkan saya...
tidak perlu.., katanya,
karena kamu tidak sedang bermimpi..

Mata biru lautnya tidak lagi semisterius kemarin-kemarin, karena kini saya bisa melihat gugusan bintang di dalamnya..

Thursday, November 08, 2007

flame

n'aie pas peur.. katanya.
jangan takut..

terima kasih atas segelas air yang telah kau berikan rat..
saya akan meminumnya setetes demi setetes..

apakah kamu dengar ini ? dia bertanya.
terdengar suara tik tak di belakang..
apa? teleponmu rusak lagi? tanya saya kurang mengerti.

bunyi pematik api.. katanya.
lalu...?
itu sebabnya kamu harus lihat sendiri, dia bilang..
see the flame for yourself..

dan saya sedang menunggu kesempatan itu..

Tuesday, November 06, 2007

Suatu Sore

Dia memakai rok terusan hitam pas badan setinggi paha dengan sepatu bootnya yang sebetis.
Rambutnya yang panjang beriap2 di punggungnya, tersenyum lebar ketika dia melihat kedatangan saya, yang.. just me.

Akhirnya Diva berhasil menculik saya diantara jadwal yang sibuk, antara pekerjaan, dan rasa malas keluar dari bawah selimut di hari nganggur saya.
Lihatlah Rat.. matahari bersinar dengan indahnya, kenapa sih kamu betah sekali tinggal di rumah dan nongkrong di depan laptopmu itu?

Saya bilang, saya tumbuh dengan matahari yang terik, jadi, ada atau tidak adanya sinar matahari tidak berpengaruh terhadap mood.
Justru saya lebih senang bila cuaca sendu dan berkabut, terasa romantis, sejuk, dan nyaman.
Nyaman untuk tetap tinggal di bawah selimut? Katanya.

Saya cuma cengengesan..
Kami berjalan berdua bergendengan, orang2 di sekitar mungkin berpikir kalau kita ini lesbian, karena jarang antara perempuan berpeganan tangan seperti layaknya pasangan.
Tapi kami tidak peduli.

Bagaimana ? Katanya. Sudah melewati malam bersamanya?
Maksudmu mengadon fetus?
Dia tertawa..
Saya geleng2 kepala..

Saya tahu sih pasti kamu bukan tipe seperti itu, jawabnya.
Oh, memang saya tipe seperti apa? Saya tanya dia.
Dia bilang, kamu tipe orang yang senang buang waktu dan buang kesempatan.

Pertama, saya bilang, fungsi fisiologis tubuh kita berbeda.
Kebutuhan akan air minum kamu tidak sama dengan saya.
Kedua, saya senang merasa penasaran dan sesuatu yang misterius
yang saya harus menerka2.
Ketiga dan terakhir, kamu betul, saya bukan tipe seperti itu.

Kenapa? Apa karena ternyata dia juga bau?
Alasan kamu pasti sekitar veromon, pakailah maskermu itu, katanya.
Justru... dia harum seperti bayi yang baru bangun tidur, jawab saya.
Lalu tunggu apa lagi? Tanyanya.

Saya bilang, sudahlah, jangan meminta saya meng ''justify'' setiap keputusan yang saya ambil.
Melelahkan..
Apapun alasan yang saya berikan, kamu tidak akan pernah mengerti.
Jangan menyuruh2 saya pergi ke toilet untuk menyisir rambut, karena saya senang dengan rambut saya biarpun kusut tidak karuan. Mengerti?

Seandainya si Octy ada di situ, pasti dia bisa membela saya.
Sayang dia harus tugas ke luar kota.
Dan si Bunga, sekali lagi dia harus menjaga anak tetangganya.
Octy akan mengerti kalau saya bilang, bukan telur dadar seperti itu yang saya mau, tanpa perlu penjelasan detail kenapa.

Well, sepert biasa, kamu cuma buang waktu, katanya menyerah.

Monday, November 05, 2007

Di Café

Point de rendez-vous siang itu adalah Terrasse Bosquet,
Bagaimana tidurmu semalam?
Hmm...
Setelah lambrusco vini de medici ?
Atau setelah terpicu oleh serotonin?

Lagi2 dia cuma tersenyum.
Besok2 kita pesan Jurançon doux kalau kamu mau..
Dan kemudian tertawa2 lagi sepanjang jalan?

Jadi kamu ingat peristiwa semalam?
Yang mana? Yang saya berdalih mau memberi makan ikan di aquarium?
Atau waktu kamu berdalih soal antingmu itu dan sisanya?
Dia bilang sisanya..
Oooo itu, too bad saya mempunyai ingatan yang cukup baik, apalagi cuma beberapa jam yang lalu..
tapi itu hanya terucap di kepala, karena saya cuma bisa kelu dan tersenyum.

Setelah melewati beberapa air mancur di Place Clemenceau,
Bersama Diva, yang wajah dan penampilannya mirip dengan Naomi Campbell, kemudian Octy, yang mukanya mirip dengan Lucy Liu, bedanya mata Octy lebih simetris dan berbentuk sama.
Bunga tidak ikut karena harus menjaga anak tetangganya, jadi tidak lucu bila berbondong2 dengan 4 orang balita.
Kami pergi ke tempat mangkal yang sama, di kursi yang sama.
Di salah satu teras café di Boulevard des Pyrénées.
Kami senang mangkal disitu karena pelayannya yang tampan dan sexy.

Seperti biasa, pesanan kami selalu itu2 lagi.
Indian, campuran sirop grenadine dan orangina untuk Diva,
Expresso untuk Octy dan ... sebutlah namanya si Jek,
dan cappuccino untuk saya, dengan tambahan whip cream segunung.
Si pelayan tampan dan sexy itu kemudian melenggang pergi diiringi tarikan nafas Diva yang kentara.

Setelah berbasa basi sebentar dengan depresi sebagai topik pertama, ciri2 depresi, dan bagaimana cara berpura2 depresi supaya meyakinkan..
Kemudian cerita Diva yang mendatangi sex shop dengan berpura2 berbahasa inggris,
Dia ngomel2 sebentar karena merasa tertular oleh saya dengan selalu bertanya "kenapa" ke semua orang,
Lagi2 subyek diskusi siang itu adalah saya.
Jengah rasanya jadi topik utama sambil dipandangi si Jek.
Kenapa ya mereka itu tidak bosan2nya membahas saya?

Menyesal rasaya tadi saya memilih untuk naik bis
padahal si Jek menawarkan untuk menjemput.
Setidaknya dia bisa saya tatar dulu supaya tidak terlalu ekspresif di depan teman2 saya yang salah satu persamaan mereka adalah penasaran!
Keikut sertaan si jek pun diluar rencana, karena kami para perempuan membuat janji dadakan untuk berkumpul siang itu.

Untung si Jek di tunggu oleh teman2nya di Andora, yang memakan waktu berjam2 mengemudi ke sana, sehingga kemudian saya bisa bebas berbagi cerita tentang serotonin semalam dengan teman2 saya yang penasaran.
Et Alors.... kata mereka setelah dia pergi.
Aneh... kenapa terasa kosong setelah kepergiannya ya?

Feux vert kata Diva, alias lampu hijau!
padahal kupu2 itu sudah mengepakkan sayapnya dan menari2 di perut saya, tanpa menunggu persetujuan dari siapa2.

Sunday, November 04, 2007

Kiss of Life

Saturday, November 03, 2007

Déjà vu

Suara Angie Stone mengalun di antara earphone yang tersambung langsung ke laptop, hmm.. untung earphone ini yang saya bawa, karena bisa memberikan efek stereo dengan basnya yang kentara, sesuai degup jantung teringat sensasi beberapa hari yang lalu.

Oh God, si Angie bilang di liriknya.. I wish I didn't miss you anymore...
Walau tentu saja lirik selanjutnya tidak ada hubungannya dengan cerita kemarin itu.
Tapi bagaimana saya bisa tersentuh oleh lirik spesifik itu, kalau sebelum2nya rasa rindu itu tidak pernah ada pada awalnya?

Rasanya ingin menyumpah2 si individu biang keladi penyebab rasa ini.
Padahal baru saja beberapa hari sebelumnya saya menanggapi dengan rasa terganggu, usaha teman2 saya yang sedang berusaha menjahit luka yang mereka pikir belum tertutup rapat.

Dengan cara uniknya masing2, kalau saya bandingkan dengan seri SITC, empat teman perempuan dengan karakteristik yang berbeda, sebutlah namanya Diva, dia identik dengan si Samantha dengan kelakuan dan pemikiran seksualnya yang bebas dan selalu tampil sensual tapi elegan, berulang2 mengatakan, kamu mau menjadi tua sendirian tanpa anak?

Selalu ada saja yang salah, dan kamu terlalu rumit, kehidupan ini sangat sebentar, nikmatilah selagi bisa!
Si A bau, si B tidak romantis, si C terlalu macho, si D kurang misterius, si E juga bau, si F sok lucu, si G kurang agresif, dan si H terlalu berotot, itu semua cuma ada di kepala, yang penting kan actionnya!

Bah, capek rasanya kadang2, kalau tidak ingat bagaimana lucunya dia mengutarakan pendapat dia yang sering nyerempet ujung, dan aura positif yang selalu dipancarkan olehnya.
Kami tidak pernah punya selera yang sama, maupun pendapat yang sama, tapi kami berteman akrab dan bisa bergantung satu sama lain, menangis dan tertawa bersama.

Buat kamu semua orang itu bau.. kalau tidak ada alasan lain, jawab Octy, yang gayanya bisa saya miripkan dengan si Miranda yang selalu serius dan rasional, dia selalu punya jawaban yang masuk akal walau saya mempertanyakan hal yang aneh sekalipun.
Kamipun tidak mempunyai selera yang sama.

Sementara si Bunga, saya tidak bisa memiripkan dengan siapapun karena dia adalah paduan antara mereka berdua, tapi agak2 lebih fetish dan berada di dunianya sendiri.

Dia bisa tiba2 berdiri dan berjoget sendirian bila dia mendengar musik kesukaannya di latar belakang, walau cuma restoran biasa, walau kita sedang berada di tengah diskusi yang serius dan dia sedang mengutarakan pendapatnya, yang akhirnya cuma tergantung di udara dan kami hanya akan terkesima dengan gaya dansanya yang makan tempat..


Saya bilang, saya harus berasa, saya perlu kupu-kupu !
Saya bilang juga, bila saya tidak punya pilihan lain, maka saya akan pergi ke bank.

Diva bilang, persetan dengan kupu2mu.
Itu cuma halusinasi, bila dia kelihatan sehat dan tidak buruk rupa atau kotor, cukup, tidak usah memperumit prosesnya dengan pergi ke bank, kecuali kalau kamu sudah siap dengan jawaban untuk anakmu nanti.
Octy bilang, untuk apa ke bank? Bukankah ada si XY, kita tahu dia baik, serius, dan sayang anak2?
Kata Bunga, betul, pergi ke bank saja sana, dan kasih nama anakmu bin atau binti X, beres.

OMG... stop! Pertama, siapa yang mengharuskan saya punya anak sekarang? Saya tidak terburu2, dan belum tentu juga tua nanti saya akan sendirian.

Kedua, kalau memang saya memilih si XY, maka saya akan memberikan tabung kosong padanya dan meminta dia menyemprotkan cairan biologis itu ke dalamnya, tidak perlu ada kontak fisik.
Ketiga dan terakhir, saya tidak akan memilih si XY, karena saya ingin kupu2.

Maaf Mama, biarpun engkau telah mengajarkan saya untuk menjadi mandiri dan tidak tergantung pada lelaki, tapi apadaya, kita masih membutuhkan bahan baku dari mereka untuk berkembang biak, dan meneruskan kelestarian spesies ini...

Bedanya teman2 saya itu dengan para tokoh SITC semua sudah berkeluarga dan mempunyai anak2.
Dan jangan coba2 memulai diskusi dengan topik kesetiaan, karena otot urat leher bisa muncul, walau saya tahu mereka setia pada pasangan mereka (diluar itu bukan urusan saya), pendapat2 mereka yang berbeda dan eksentrik, kadang membuat saya bertanya2, mungkin saya kolot dan terlalu konservatif?

Diawali dengan sebuah pretext yang cerdik, seolah2 semuanya telah dikalkulasi dengan sangat hati2, tapi ternyata hanya mengalir alami, sepertinya, telah ditentukan oleh posisi bintang dan planet di langit sana.

Saya mempunyai 5 detik pertama untuk memutuskan dan bereaksi atas apa yang akan saya lakukan, tapi saya membiarkan detik2 itu berlalu, membiarkannya memicu serotonin dari otak saya, sampai mencapai sejumlah kadar, yang kemudian pilihannya tinggal satu, membiarkan serotonin itu mengaliri seluruh tubuh, sampai terasa ke ujung jari, dan mempengaruhi seluruh syaraf motorik dan sensorik yang ada, kemudian menikmatinya.

Pernah, entah kapan di suatu masa, saya mengalami situasi itu, merasakan sensasinya, harum udaranya, indah pemandangannya, tapi saya lupa lagi kapan dan dengan siapa.

Ingin rasanya mengingat2 perasaan déjà vu itu, tapi, saya hanya bisa tersesat dalam waktu.
Akhirnya saya membiarkan diri terseret oleh arus serotonin dan adrenalin di malam itu.

Dan si individu biang keladi itu kemudian hanya menatap sambil tersenyum, dengan tenangnya.
Saya tanya, kenapa kamu tersenyum? Dia bilang, karena saya bahagia.
Bahagia karena telah me''release'' serotonin dari otak saya?
Dia hanya tetap menatap dan tersenyum.

Tolong deh, berhentilah menatap saya dengan mata biru lautmu yang misterius itu, saya bisa tenggelam di dalamnya, dan kemudian tidak tahu apakah saya masih mempunyai cukup kekuatan untuk keluar dari pusarannya.

Karena kupu-kupu itu terasa hadir kembali.