Saturday, January 29, 2011

"Monolog"

Janjimu dulu adalah bersembunyi dan melindungi diri di balik cangkang,
Lalu mengapa hatimu kau paparkan di gengaman, seolah sedang kau jajakan, apakah kau sehaus itu?
Kemudian dengan kenaifanmu kau tawarkan...
Apa katanya?
Diakah yang mengajarkanmu untuk salah diagnosa?
Pemeriksaan mana yang kau luput?

Ya, dia raih dan permainkan lalu dia campakkan.. sehingga menjadi berkeping kembali.

Bertahun lamanya kau berusaha menambal sulam..
Apakah kamu tidak mengerti kata jera?
Hentikanlah ketidak pahamanmu..
Kau hanya berpura-pura tidak mengerti dengan menjunjung tinggi "berikanlah dirimu kesempatan"
Hilangkanlah kata keras kepala dari kamusmu..
Karena waktu bukanlah lagi obat mujarab untuk rasa sakitmu..

Walau yang kau inginkan adalah duduk terpejam dengan hanya mendengarkan suara tarikan nafas..
Dan kau pikir hanya dengan itu saja kau akan tersembuhkan..
Itu hanyalah ilusi.

Karena senyum dan binarmu menakutkan..
Di sana tersirat sejuta harapan dan kebahagiaan.. dan kebebasan..
Ketahuilah sayang...
Tidak semua orang berani berharap dan merangkul kebahagiaan..
Apa yang sederhana menurutmu akan tampak sangat rumit bagi orang lain.

Karena..
Tidak sepertimu,
Mereka tidak mau untuk hidup hari ini, yang seolah tiada hari esok...

3 Comments:

Blogger Sari said...

Yay, Ratih is back :)

7:46 PM, February 03, 2011  
Anonymous Tika Sylvia Utami said...

Mungkin terkadang kita butuh ilusi untuk sekedar menyembuhkan, lewat sebuah tarikan mata dengan mata yang terpejam....

hmm, nice posting. Poem always make us feel free, dont you?

4:57 AM, January 19, 2012  
Blogger kariem said...

Keren...
Ini ratih yg pernah si wahai yaa

6:29 AM, April 15, 2015  

Post a Comment

<< Home