Tuesday, September 20, 2005

Hari Pertama kerja

Baru sempet ke blog lagi karena internet mati 3 minggu, huh...

Bangun pagi2, tergopoh gopoh mau beberes, padahal sempet sih chatting, trus janji ketemuan si madame jam makan siang, dan.. tanda tangan kontrak, harusnya ditulis dua bulan, tapi ternyata ada kontrak model baru yang untuk 2 tahun, maksudnya supaya kalo mau di perpanjang dari dua bulan tidak harus bikin kontrak baru..

Ada hikmahnya juga sih, jadi kali aja madame yang di gantiinnya masih memperpanjang ijin sakitnya.. ah well.. liat nanti..

Ternyata hari cepat sekali berlalu karena si dokternya sibuk sekali, setelah itu ternyata saya ditinggal sendirian, karena jam kerja rekan satunya sudah selesai, judulnya lari lari deh ke sana ke mari karena dokternya ada dua, belum lagi telepon, karena kerjanya merangkap sekretaris juga sih..

Aduh senangnya bisa kembali ke habitat, walau belum sepenuhnya, tapi sudah cukup untuk di syukuri, setelah perjuangan dengan bahasa begitu lama, akhirnya sedikit2 bisa juga integrasi dan langsung praktek lapangan..

Tantangan yang paling berat buat saya adalah bagaimana menghadapi orang sakit gigi di telpon, karena seolah2 mereka berpikir merekalah pasien yang terpenting di dunia, sementara dokternya sibuk dan penuh sekali jadwal perjanjiannya, minta bicara langsung sama dokternya yang tentu saja beliau tidak punya waktu.. huh...

Cerita akan berlanjut..

Wednesday, September 14, 2005

At last

Sudah beberapa bulan ini wara wiri ngurusin soal kerjaan, dan kursus, yang tujuannya sih kerja, dan setelah akhirnya dapat tawaran untuk magang, aduh senangnya.. tujuannya adalah belajar vocab atau istilah tehnik di sini, walaupun pekerjaannya itu itu juga.
Yang asik, dibayar pula, tentu saja kesempatan itu tidak dilewatkan begitu saja. Yang lucunya, pas mulai makin sibuk, tawaran pekerjaan makin bertambah, dari bulan juli terhitung sampai ada sekitar lima tawaran kerja, dua sempat diinterview, yang lain lewat..
Setiap kali tidak berhasil, dalam hati ku berkata, pasti belum jodoh atau bukan rejekinya, nanti pasti ada tawaran yang lebih baik, semua pasti ada hikmahnya toh kita tidak tinggal diam, berdoa dan ikhtiar, dan jangan lupa bersabar, kata kakekku selalu.
Suatu hari di hari senin, setelah capek "nongkrong" melihat kolega bekerja, dan bolak balik urusan administrasi (c'est penible, orang sini bilang) ada messege di telepon rumah, ada tawaran lagi, tapi harus buru2, ditelponlah ibu itu selasa paginya.
Ah harus datang cepat ke alamat ini karena dibutuhkan segera seorang assiten untuk dua bulan, sambil tergopoh2 pagi2 langsung print lagi CV dan berangkatlah ke alamat dokter gigi tersebut.
Setelah bla bla bla dan beberapa urusan administrasi, akhirnya ga jelas, sementara proses magang masih berjalan, mana bisa bolos untuk alasan yang tidak jelas. Saya harus melindungi diri dan hak2 dong, daripada digantung2 seperti kemeja mengunggu giliran untuk dipakai...... Lagipula total kandidat ada lima dan ia masih akan wawancara seorang lagi hari rabu, keputusannya dibuat belakangan.
Well, alhamdullilah dokter gigi itu menelpon dan mengatakan saya diterima dan bisa mulai kerja hari senin besok... uff.. kalau saja bisa mengungkapkan rasa syukur, lebih dari apa yang saya rasakan... tapi, alhamdullilah, trimakasih Tuhan, perjuangan saya selama ini mulai kelihatan hasilnya.. bukan dengan darah dan air mata, tapi otak, keringat, pegal2 dan... air mata juga :p
Terimakasih Blog, terima kasih teman2 yang setia membaca ataupun mampir di blog saya, karena dengan blog ini membuat otak saya tetap waras dan membuat sel2 otak bekerja, apalagi waktu pusing2 dengan kode html.
Janji deh, biar sibuk, ga bakal semedi lama lama..

Monday, September 12, 2005

Follow the rhytm

Sabtu kemarin kami pergi ke Hossegor (lagi 2 hossegor) :p soalnya gratis sih.. cuaca sebetulnya ga terlalu cantik (untuk ukuran orang sini, bukan ukuran orang bogor), tapi karena ada konser Ray Barretto , si raja perkusi salsa biar mulai konsernya jam setengah satu malam, gratis pula, jadi dibela-belain.

Ratih orangnya seneng joget joget, biar ga bisa juga, apalagi salsa. Pernah dua tahun yang lalu, kami bertiga cewek2 nonton konser salsa di Hossegor, kan Hossegor itu tempat mangkalnya para surfer dari berbagai penjuru dunia, sekalian buat temen yang single untuk go public.

Ceritanya begini, hari jumat kita bertiga ngeteh di café di Biarritz trus pelayan cakepnya itu ngasih undangan gratis ke salah satu tempat yang bisa minum gratis sekalian joget2, trus ya kita pergi, karena gratis...

Salah satu teman kami sudah asik joget2 salsa dengan seorang pria yang bisa dikatakan ganteng, ponten 7 lha, dan ada seorang pria yang senyum2 menggoda yang diam saja, Ratih sih duduk tenang, gemes karena penuh tempatnya.

Ternyata mereka berteman, setelah ngobrol2 ternyata mereka dokter kinetherapi (tukang pijit dong.. :p) dan juga surfer, akhirnya kesampaian juga niat teman itu untuk menggaet surfer.

Karena satu2nya yang sudah pake cincin kawin, saya berani ngajak mereka untuk nonton konser salsa besoknya di Hossegor.

Singkat cerita akhirnya kita bertemu, ternyata si teman itu lebih suka joget salsa sama seorang pria anonim yang akhirnya kami sebut Gerard Jugnot
, itu lho yang jadi guru di film the choriste, karena dia jago salsa, jadinya dua pria yang lumayan ganteng itu dicuekin karena menurut teman itu dia kurang jago.
Selama kejadian itu, ratih sibuk dengan keluarga dari Cuba, seorang ibu dan anak perempuannya, dan mereka menari dengan hati, tanpa menghitung langkah yang walaupun keliatannya jadi sangat spektakuler dan indah sekali, tapi tidak seindah perempuan Cuba dan anaknya, dan mereka bilang, menarilah dengan hati, just follow the rhytm.
Seperti konser yang hari sabtu kemarin kita lihat, para pemusik menari dengan hati, tanpa menghitung langkah dan terlihat menyatu dengan darah dagingnya, tanpa terasa kaki ikut bergerak seiiring dengan dentuman perkusi ajaib dari Ray Barretto, kata si sayang, tuh kamu bisa dansa salsa, hhmm, cuma goyang goyang saja, ikut irama, tapi kalau harus putar2 seperti yang kita lihat sangat spektakuler, saya tidak bisa..
Tidak penting, ikut saja irama, irama musik, irama kehidupan, dan ijinkan hati membimbing.

Hari hari Stage

Minggu ini adalah minggu terakhir, setelah hampir 4 minggu lewat dengan cepat. Semua orang sangat baik dan ramah serta tidak segan membagi ilmunya.
Baru terasa, betapa besar jasa para guruku, walau sudah hampir 3 tahun tidak bekerja sesuai profesi, tapi di tempat magang, teringat lagi semua prinsip dan ilmu yang pernah ditekankan secara "maksa" oleh para dosenku.
Setiap habis diskusi dengan mereka di sini, dan melihat mereka aga aga terpesona karena diriku mengerti atau karena punya pendapat brillian, ah, makasih banyak ya buat para guruku.
Dulu sering bertanya2, kenapa sih mereka kaku sekali memegang prinsip, toh pada prakteknya semua bisa diatur sesuai kondisi, tapi tidak, mereka tetep kukuh, dan akhirnya jadilah ratih yang idealis.
Baru minggu terakhir berjalan, ada tawaran untuk menggantikan pegawainya yang sakit, tapi urusannya kurang jelas, karena urusan administrasi yang ribet, hal yang simpel dibuat rumit, yang akhirnya menghambat akualisasi diri, tapi mau dibilang apa, memang begitu kondisinya.
Hal yang paling pokok dan utama, adalah kita mempertahankan hak kita kalau itu benar, dan jangan mau dijadikan kambing hitam hanya karena kita orang asing di negri orang.

Sunday, September 04, 2005

Us in St. Sebastien

petit dernier moment

Bulan july kemaren akhirnya ketemu juga sama La Belle Artesia, my beautiful friend, en bae banget, datang dengan sekoli oleh2, melepas kangen sama produk indonesia.

Sayang Echi cuma beberapa hari saja, tidak sampai seminggu sudah harus melanjutkan tour d'europe nya.


I miss this too

cool times

tapas, st sebastien

St Sebastien


me, benoit, artesia, st sebastien

thierry, me and artesia

artesia and me