Friday, May 11, 2007

Kapal dan Ilusi

Apakah kita bisa hidup dalam realita tetapi sebenarnya yang kita pikir kenyataan hanyalah sebuah ilusi?
Bila kita kembali ke asal, dari mana asalnya mulanya sebuah rasa, apa yang mendasari rasa itu? Benarkah cinta? Cinta yang mana? Cinta yang memutuskan untuk datang sendiri? Atau cinta yang diputuskan untuk datang?
Cinta yang bersih murni tanpa syarat... atau hanya nafsu dan niat terselubung yang berkedok cinta?
Bila benar cinta, akankah cinta itu terkikis oleh waktu dan situasi?

Apakah itu cinta ataukah hanya nafsu yang berdesir selama bertahun-tahun?
Mengapa rasa sakit hati itu ada, kekecewaan, rasa perih sampai air mata tak sengaja jatuh? Apakah itu cinta? atau hanya nafsu? Nafsu ingin mencintai dan dicintai lalu memiliki?
Bukankah cinta itu sendiri bersih dan indah?
Hanya kedamaian yang semestinya ada di dalamnya..

Dulu saya pernah berkata pada seseorang, ibaratnya kita ini kapal yang saling bersilangan di tengah lautan yang mempunyai tujuan masing2 pelabuhan terakhir.. tapi sekarang, sebenarnya dimanakah pelabuhan terakhir itu?
Bukankah ibarat Dobonsolo atau Bukit Siguntang, selama kapal layak jalan, akan selalu berpindah dari pelabuhan satu ke pelabuhan lain, yang kadang akan bertemu beberapa hari di pelabuhan Tanjung Priok.. lalu melanjutkan kembali dengan setia trayek mereka.
Saya bukan kapal katanya, dan saya tidak mau berada di kapal yang berbeda dan akan bersilangan..
Tapi kehidupan ini adalah pilihan, dengan kekerasan kepala saya karena meyakini sesuatu, sedari dulu saya tau, trayek saya tidaklah sesederhana trayek Dobonsolo maupun Bukit Siguntang, saya memilih untuk mengarungi samudra baru dan ketika tiba di pelabuhan pertama, kapal itu saya bakar, sehingga saya membuat seolah2 tidak ada pilihan selain tinggal di pelabuhan itu.
Adalah pilihan untuk membakar kapal, pada saat itu.
Waktupun berjalan, dan karena kehidupan ini adalah pilihan.. akan timbul lagi pilihan2 lain. Selama masih bernafas, pilihan itu akan selalu ada.
Walau tidak selalu tergantung pada keinginan kita, tapi kita akan selalu harus memilih..

2 Comments:

Anonymous Anonymous said...

Ratih....kok mellow gitu postingannya...pa kabar say? si saya gi sibuks nih...mencoba menjadi emak yg bekerja...ternyata susyah bagi waktunya..ihik ihik...

12:50 PM, May 20, 2007  
Blogger ?? said...

Wow. Jd terharu. Smoga sukses di kisah cinta berikutnya. Salam kenal ya.

3:29 PM, July 25, 2007  

Post a Comment

<< Home