Wednesday, July 16, 2008

Fire works

Sengaja menempuh jarak ratusan kilometer hanya untuk melihat pesta kembang api..
yang sebetulnya bisa juga saya lihat di kota tempat saya tinggal..

Pada waktu berangkat, entah kenapa saya merasa yakin harus menunggu kereta selanjutnya selama 30 menit.. yang kemudian saya pergunakan waktu itu untuk ngopi sambil mengenang kali terakhir saya datang ke kota itu...

Kali ini, saya tidak merasakan adrenalin berenang2 di pembuluh darah saya.. atau rasa ketidak sabaran yang menggebu-gebu.. seperti tempo hari..
Teringat kembali akan janji dan harapan yang saya buat pada waktu itu..

Ternyata saya ketinggalan kereta, yang berangkat lebih cepat dari waktu yang saya yakini.. dan saya harus menunggu lagi satu jam lebih lama untuk kereta selanjutnya..
Satu jam untuk melihat kembali bangku yang pernah saya duduki delapan bulan yang lalu.

Inilah susahnya mempunyai memori fotografik, bagaikan menonton film, seolah2 saya melihat lagi diri saya di sana, berbinar2, penuh cinta dan harapan, dan kemudian menaiki kereta pulang dengan perasaan rindu.

Kini hanya tinggal sepotong ingatan yang tertinggal, tapi akan terbawa terus selama saya masih bernafas.

Pesta kembang api di kota yang konon paling romantis, saya nikmati dengan perasaan biasa-biasa saja..
Mungkin karena saya menunggu percikan yang lain, yang tidak mau secara jujur saya akui?
Dan ratusan kilometer yang saya tempuh itu hanyalah sebagai dalih, untuk lari dari kejujuran itu?

Karena pernah saya alami, walaupun tidak ada pesta kembang api..
percikan2 itu pernah memenuhi seluruh hati saya..

Semoga, ketinggalan kereta tempo hari itu, bukanlah metafora dari kehidupan saya..

0 Comments:

Post a Comment

<< Home