Sunday, April 17, 2005

Hak dan "Faith"

Lahir, Mati, Jodoh dan Rejeki sudah ada yang Mengatur, itu yang selalu ditanamkan kedua orang tuaku. Bersabar sambil berikhtiar, kata mereka selalu. Just do your best kata si daddy, tidak ada kata pasrah sebelum berusaha, keep the faith!

Faith, tidak ada hubungannya dengan agama manapun, adalah kepercayaan di dalam hati tentang sesuatu yang kita yakini, menurut pendapat pribadi.. tapi kenapa setiap kali berdiskusi dengan orang "occidental" dihubung-hubungkan dengan agama?

Ada sesuatu yang hilang bila kita tidak mempunyai "faith", padahal bila kita mendengarkan hati nurani, kata Myr teman baikku, tidak ada hubungannya dengan logika, atau otak, otak dipengaruhi oleh lingkungan katanya lagi. Mengingatkan apa yang selalu ditanamkan oleh kakekku alm, lihat ke dalam Rat.. di sana adalah yang Sejati, yang Sebenarnya.

Apabila memang itu adalah hak kita maka cepat atau lambat akan menjadi milik kita, akan datang sendiri bila waktunya tiba, seperti jodoh. Jodoh bukan hanya pasangan hidup, tapi bisa juga berarti teman, sahabat, ataupun pekerjaan yang akhirnya dihubungkan dengan rejeki.

Pernah kualami sewaktu ujian akhir di bagian Bedah Mulut di FKG UI, pada waktu itu kita ber sembilan dalam satu grup, lalu kami mengundi siapa yang mendapat giliran pertama maju ujian lisan, artinya pada hari itu juga giliran pertama akan maju memeriksa dan mendiagnosa pasien yang datang, setelah diindikasi oleh dosen pembimbing.

Ratih lapar, jadi dia menyelinap makan ke kantin sebelah Poliklinik Bedah Mulut di RSCM sewaktu akan diadakan pengundian itu, ketika kembali, sambutan meriah dari kalangan teman-teman ko-ass, Selamat, kamu dapat giliran nomer satu! kata ketua grup kami waktu itu..

Kaget, tapi.. tidak apa lah, toh lebih cepat lebih baik, pikirku saat itu, siapa takut? hehehe.. sambil berdoa, semoga Tuhan, kasusnya tidak sulit.. I'll do my best.. sambil menarik nafas dalam-dalam, bismillah, kuambil kartu pasien baru dan kupanggil pasien masuk.

Percaya diri, seolah-olah hanyalah pemeriksaan rutin, semua ilmu terekam di kepala, dan selesailah semua urutan anamnesa, kuberikan semua catatan di kartu pasien ke dosen pembimbing saat itu, beliau memeriksa kembali sebentar pasien ujianku dan, sudah katanya, berikan terapi yang sesuai kamu tuliskan di kartunya. Iya dok.. amiinn.. semua berjalan lancar.

Ternyata hanya dua saja hari itu pasien yang berindikasi untuk ujian akhir, lalu dosen pembimbing memberikan urutan para dosen penguji, setelah ketua grup kami selesai mencatat urutan undian tadi, dan... HA! Alhamdullilah.. terima kasih Tuhan.. ternyata urutan pertama dosen penguji adalah ketua bagian kami yang mendapat julukan Sang DEWA, saking baiknya dan lancarnya setiap mahasiswa yang ujian lisan bersama beliau!! menurut para senior....

Ada satu atau dua orang berwajah kuyu diantara teman-teman ko-ass, karena mereka mendapat giliran penguji yang berjulukan "Mampus Kau!".. karena selain sulit dijangkau keberadaannya, juga rumit prosesnya. Sebagai catatan, pekerjaan mereka tidak hanya menguji lisan mahasiswa, dan jaman itu belum ada handphone.

Selagi masih tersenyum-senyum menyeringai karena selain lega tahap pertama telah lewat, dan mendapat Sang Dewa, seorang temanku mendatangiku dan berkata, Rat, sebetulnya kamu mendapat giliran nomer sembilan, tapi karena si A yang mendapat giliran nomer satu tidak siap, kami tukar tadi selagi kamu menyelinap makan...

Ternganga tapi ingin tertawa, namun tidak sampai hati juga, karena dosen penguji di urutan nomer sembilan adalah yang "termampus kau" diantara yang lain... Aduh.. tanpa berkata sepatahpun seolah menyesali perbuatannya, si A hanya menatapku.. Well, Sorry, kataku.. dan pulang.

Mungkin mereka pikir, Ratih itu enak sekali, sempat makan dulu sementara yang lain stress, mendapat kasus mudah, dan mendapat dosen penguji dewa, dan sekarang sudah selesai pula, tinggal mempersiapkan diri sesuai dengan jadwal yang akan datang.

Tidak ada yang kebetulan sebetulnya, itu adalah Hak, dengan proses apapun bila memang itu adalah hak, maka akan datang sendiri kepada kita. Sempat terpikir celetukan, siapa suruh iseng.. tapi jadi berubah kasihan, karena sudah terbayang proses perjuangan dan jalan panjang yang harus ia lalui. Untung, saya sungguh beruntung, terima kasih Tuhan..

Waktu berganti, semua sudah bersiap diri untuk wisuda, teman itu masih belum selesai ujian lisan, sampai tiba angkat sumpah, teman itupun belum selesai pula. Bukan salah dia, tapi karena pengaruh teman lain yang "sirik sama ratih" yang mempunyai ide untuk menukar nomor undian, bila saja dia mempunyai "faith" dalam dirinya, hal itu tidak perlu terjadi.

Bukan pula salah dosen penguji, karena beliau mempunyai jadwal operasi yang padat, yang hanya sedikit saja waktu luangnya, karena, bila mahasiswa tersebut tergagap sewaktu ujian lisan, lebih baik dilanjutkan besok, atau minggu depan, karena pasien telah menunggu beliau di ruang operasi.

Faith, dan suara hati nurani, yang membimbing kita menemukan hak kita. Aku percaya pada hati nuraniku, karena ia selalu jujur, dan berada di pihakku. So keep the faith!

3 Comments:

Blogger Myr said...

to be faith is to listen carefully the voice within, and just let everything flows. kl dah gitu, suka banyak kbeneran2 terjadi..the-so-called synchronicity, kata carl jeung. because you're in harmony with the universe :-)

1:06 PM, April 17, 2005  
Anonymous Anonymous said...

Assalamu'alaikum wr.wb.
I believe that faith has a strong connection with God and religion. We can't have faith if God doesn't give us blessing to find it. And religion shows us the way to keep our faith and how to fight for faith. Anyway, their always the right answers for all questions, just need the time... Take care and smile...

9:22 AM, April 18, 2005  
Anonymous Anonymous said...

My life is all about believing in Faith. My life is changed since then. I never get scared whenever I have to do something that is supposed to be my path. Never get angry, regret or sad for anything that happenned to me..

My recent example is happening now..

Ratih.. your story is about my daily life. Interesting and realy enjoyable.. if you can believe in faith.. or I must say Hak....

Trus satu lagi.. it's all depend on you. tergantung kebaikan lu, jadi balik ke whats around comes around.. I believe whatever happpened to your life is like a reward of what you have done to others!!!

Glad to meet you ratih...

11:56 AM, April 18, 2005  

Post a Comment

<< Home